Tuesday, November 20, 2007

Memakan bangsa sendiri…

Nasib malang buruh migran perempuan di Arab Saudi . Dikutip dari INSTITUT BURUH MIGRAN,

“Mas disini mah biasa…driver punya peliharaan TKW nyampe 20 orang” kata driver asal Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Perilaku ini baru sebagian yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan tega menjerumuskan para buruh migran perempuan padahal sama-sama berasal dari Indonesia.


Para buruh migran Indonesia yang bekerja di Arab Saudi umumnya yang perempuan menjadi pembantu rumah tangga (housekeeper), sedangkan yang pria menjadi sopir (driver). Namun maraknya perlakuan buruk yang menimpa buruh migran Indonesia terutama perempuan ketika harus mencari upaya meminta pertolongan malah berbuntut dengan masuk ke kandang macan !

Para buruh migran perempuan yang mendapat perlakuan buruk majikannya biasanya kabur tanpa sempat membawa dokumen. Tatanan hukum dan budaya di Arab Saudi tidaklah seperti di Indonesia. Bagi masyarakat di sana, seorang perempuan ketika terlihat berjalan sendirian di jalanan umum, walau pun dengan identitas tapi tidak jelas tujuan bisa di tangkap polisi. Apa lagi yang tidak beridentitas. Sehingga mencari perlindungan terdekat dan mudah merupakan solusi praktis bagi buruh migran perempuan yang kabur dari majikan.

Dalam keadaan kalut inilah, para buruh migran perempuan sering kali meminta bantuan perlindungan dari buruh migran Indonesia yang pria. Tapi sayangnya, para buruh migran pria dan umumnya bekerja sebagai driver ini sering kali mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Para buruh migran pria ini ketika menampung “pelarian” buruh migran perempuan acapkali memperkosa. Dalih yang di ucapkan para buruh migran pria ini biasanya dilakukan suka sama suka. Ironis sekaligus menyayat hati melihat perilaku para buruh migran pria yang mempunyai tingkah laku seksual biadab ini. Sesama perantauan di negeri asing ternyata tidak menumbuhkan rasa persaudaraan, justru nafsu binatang lah yang menyeruak.

Tidak cukup dengan memperkosa atau memaksa berbuat zinah, setelah puas, para buruh migran perempuan ini kemudian di jual kepada majikan baru oleh para penampungnya ini. Untuk setiap buruh migran perempuan yang di jual, para buruh migran pria ini akan mendapat imbalan 100-200 real (250rb - 500rb) dari majikan baru. Mereka ini tidak peduli apakah majikan baru bersikap baik atau tidak, yang penting dapat uang dari hasil menjual saudara sebangsanya sendiri !

Fenomena ini luput dari pengamatan banyak pihak, terlebih lagi pemerintah. Perilaku sesama anak bangsa yang malah memakan saudaranya sendiri tidak pernah di ekspos secara terbuka. Hal ini menjadi duri di dalam daging, ketika banyak pihak yang sangat peduli untuk membuat nasib buruh migran Indonesia lebih baik, ternyata di hadapkan pada kenyataan bahwa ada sebagian orang-orang Indonesia yang bekerja di Arab Saudi ternyata menjadikan para buruh migran perempuan sebagai budak seks dan budak belian.

Pemerintah harus segera mengakhiri lingkaran setan ini. Upaya yang dapat segera dilakukan adalah menangkap dan mendeportasi orang-orang Indonesia yang menjadikan para buruh migran perempuan sebagai budak seks dan budak belian. Hukum mereka dengan seberat-beratnya. Kejahatan yang dilakukan para oknum ini sangat tidak termaafkan karena telah menodai ibu pertiwi.(btl)

Ditulis dalam Institut Buruh Migran |

No comments: