Sunday, July 29, 2007

70 PERSEN TENAGA KERJA BEKERJA PADA KEGIATAN INFORMAL

70 PERSEN TENAGA KERJA BEKERJA PADA KEGIATAN INFORMAL

Jakarta, 28/5/2007 (Kominfo – Newsroom) – Sekitar 70 persen tenaga kerja dalam bulan Februari 2007 bekerja pada kegiatan informal, termasuk dalam klasifikasi informal adalah mereka yang berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian, dan pekerja tak dibayar.
Pelaksana Humas Badan Pusat Statistik (BPS) Mimin Karmiati S.Si, MS di Jakarta, Senin, mengatakan, BPS membedakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut status pekerjaan utama dalam tujuh kategori kegiatan formal dan informal. Mereka yang termasuk dalam pekerja formal sejumlah 29,72 juta orang hanya terdiri dari kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan yang masing-masing berjumlah 2,85 juta orang dan 26,87 juta orang. Sedangkan pekerja informal berjumlah 67,87 juta orang terdiri dari kategori berusaha sendiri sebanyak 18,67 juta orang, kategori berusaha dibantu buruh tidak tetap 20,85 juta orang, kategori pekerja bebas di pertanian 6,28 juta orang, kategori pekerja bebas di non pertanian 4,27 juta orang dan kategori pekerja tak dibayar 17,80 juta orang. Dalam bulan Februari 2007 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 108,13 juta orang, 21,45 juta dari jumlah tersebut terdapat di pulau Sumatera, 64,81 juta di pulau Jawa, 6,22 juta di Bali & Nusa Tenggara, 6,16 juta di Kalimantan, 7,26 juta di Sulawesi, dan 2,24 juta berada di Maluku dan Papua. Dari 97,58 juta orang tenaga kerja yang bekerja, 19,38 juta diantaranya berada di pulau Sumatera, 58,07 juta di pulau Jawa, 5,88 juta di Bali & Nusa Tenggara, 5,67 juta di Kalimantan, 6,54 juta di Sulawesi, dan 2,04 juta berada di Maluku dan Papua. Dari sisi gender, sekitar 35,20 persen tenaga kerja perempuan bekerja dengan status pekerja tidak dibayar. Sementara itu, sekitar 27,53 persen tenaga kerja laki-laki bekerja dengan status buruh/karyawan. “Ini menandakan, walaupun terjadi peningkatan tenaga kerja perempuan, namun umumnya masih dalam kegiatan informal yang berarti pula sangat mudah berpindah pekerjaan ke sektor lain di masa yang akan datang”, kata Mimin. (mnr/toeb/c)

No comments: