Sunday, July 29, 2007

Ribuan TKW Dipenjara di Saudi

SBMI Jatim: Ribuan TKW Dipenjara di SaudiSurabaya, 4 Juli 2007 11:20Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur mengungkapkan bahwa ribuan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia saat ini mendekap di penjara Saudi Arabia."Informasinya kami terima dari Dwi Mardiyah (35) asal Bangsalsari, Jember, Jatim yang sudah bebas dari penjara di sana," ujar Ketua SBMI Jatim, Muchammad Cholily, di kantor LSKBH Unair Surabaya, Rabu (4/7).Menurut dia, Dwi Mardiyah yang pulang pada 19 Mei 2007 itu bercerita banyak tentang isi penjara New Always Women Section True KSA Jeddah, Saudi Arabia yang kapasitas berkisar 3.300 orang."Namun, Dwi Mardiyah bilang ada 1.000 orang lebih dari 3.300 orang yang dipenjara itu merupakan WNI (warga negara Indonesia)," ungkap aktivis buruh migran asal Jember itu.Dwi Mardiyah yang dipulangkan setelah menjalani 630 kali hukuman rajam itu, katanya, akhirnya bertemu keluarga Siti Nur Fadilah (32) asal Desa Sukosari Lor, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, Jatim."Kepada keluarga Nur Fadilah itu, Dwi Mardiyah bercerita kalau bertemu Nur Fadilah di penjara yang sama, tapi Nur Fadilah terancam hukuman mati," tegasnya.Bahkan, katanya, Dwi Mardiyah juga menyatakan ada dua TKW Jatim yang terancam hukuman mati yakni Siti Nur Fadilah dari Bondowoso dan Sulaimah dari Madura."Sejak bekerja pada tahun 2004, Nur Fadilah tidak pernah digaji, tapi dia dijatuhi hukuman mati karena majikannya yang terluka akibat perlawanannya saat hendak diperkosa itu akhirnya meninggal dunia," paparnya.Lain lagi dengan nasib Sulaimah asal Madura, karena SBMI Jatim hingga kini belum mendapatkan informasi yang pasti tentang keberadaannya."Namun, perhatian terhadap nasib para TKW di Saudi Arabia itu hingga kini belum tampak, meski kami sudah melapor ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bondowoso dan Badan Pembinaan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Jatim di Surabaya, serta ke DPRD Jatim," katanya.Yang agak melegakan, katanya, adalah laporan SBMI ke BNP2TKI (Badan Nasional Pembinaan dan Perlindungan TKI) Jumhur Hidayat dan Menakertrans Fahmi Idris pada 25 Juni 2007.Dalam pertemuan itu, katanya, Jumhur Hidayat melakukan kontak langsung dengan Konjen RI di Jeddah agar segera melakukan klarifikasi kepada kepolisian setempat."Hasilnya, Konjen RI Jeddah menjanjikan akan memberikan jawaban pada pertengahan Juli, sedangkan Menakertrans menyanggupi akan membawa persoalan ke pertemuan diplomasi di Riyadh," kilahnya."Jadi, semuanya masih sebatas janji, sedangkan jawabannya hingga kini belum pasti, apakah pemerintah atau tokoh masyarakat memperhatian nasib ribuan TKW yang dipenjara di Tanah Suci," tuturnya. [TMA, Ant] Gatra.com

No comments: